Monday 25 March 2013

Karakteristik Rumah Tangga Islami

Apa pun bentuk keluarga kita itu adalah hasil dari perpaduan tiga faktor pembentuknya.Ketiga faktor itu adalah paradigma yang kita miliki tentang keluarga,kompetensi seluruh anggota keluarga kita dalam membangun keluarga,dan macam apa aktivitas yang ada dalam keluarga kita. Kalau dalam paradigma kita bahwa keluarga bahagia adalah yang bergelimangan harta,maka motivasi kita dalam berkeluarga adalah mengkapitalisasi kekayaan.Maka,kita akan mencari istri atau suami,anak tunggal dari calon mertua yang kaya.Pusat perhatian kita dalam berkeluarga adalah menambah kekayaan. Bagi paradigma berkeluarga seorang muslim berasal dari motivasi bahwa berkeluarga adalah untuk beribadah kepada Allah,menjaga kesucian diri,dan merealisasikan amal bahwa berkeluarga adalah bagian dari sebuah gerakan menegakkan hukum-hukum Allah di muka bumi.Sehingga,pusat perhatiannya dalam berkeluarga adalah meningkatkan kualitas dan kwantitas ruhiyah,fikriyah,nafsiyah(emosi kejiwaan),jasadiyah,dansosialisasi setiap anggota keluarganya. Karena itu,membangun keluarga sakinah mawadah wa rahma(samara) adalah sasaran yang ingin dicapai seorang muslim dalam membentuk keluarga.Dalam keluarga yang samara itulah kita akan melahirkan pribadi islami untuk saat ini dan masa depan. Jadi,sangat penting bagi seorang muslim membangun kompetensi untuk membangun keluarga.Apa itu kompetensi berkeluarga? Kompetensi berumah tangga adalah segala pengetahuan,keterampilan,dan sikap dasar yang harus dimiliki agar seorang dapat berhasil membangun rumah tangga yang kokoh karena ia menjadi basis penegakkan nilai-nilai islam di masyarakat.Maka tak heran jika Rasulullah SAW,menyuruh kita untuk pandai-pandai memilih pasangan hidup.Jangan asal pilih. Aktifitas sebuah keluarga dapat dilihat dari karakteristik dari keluarga itu sendiri.Sebuah keluarga islami memiliki karakteristik sebagai berikut: 1.Didirikan atas landasan ibadah Dalam hal ini diawali dari proses memilih pasangan yang dilandasi kebaikan agama bukan sekedar kecantikan,harta maupun keturunan.Landasan ibadah ini setidaknya menjadi pemicu dan pemacu untuk tetap tunduk dalam langkah-langkah menjalankan kehidupan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dan dimaksudkan oleh Allah SWT; ( QS.Adz Dzariyat [51]:56). 2.Komitmen terhadap adab-adab Islam Komitmen terhadap adab-adab islam dan selalu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai upaya internalisasi nilai-nilai islam yang berjalan secara terus-menerus,bertahap dan berkesinambungan. 3.Terhadap contoh yang nyata Orang tua memiliki posisi dan peran yang sangat penting dalam hal ini,sebelum memerintahkan kebaikan atau melarang kemungkaran kepada anggota keluarga lain,pertama kali orang tua harus memberikan keteladanan.Keteladanan sangat diperlukan,sebabproses interaksi anak-anak dengan orang tua sangat dekat,anak-anak akan langsung mengetahui kondisi ideal yang diharapkan dan proses internalisasi akan lebih mudah.Dan disebutkan dalam ( QS.Ash Shof [61]:3-4 ). 4.Terbiasa tolong-menolong dalam kebaikan Untuk dapat mewujudkan kebaikan dan membentuk suasana islami,diperlukan suasana kerjasama yang baik,membiasakan untuk saling mengingatkan dalam kebenaran antar anggota keluarga dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. 5.Terpenuhinya kebutuhan materi secara wajar Demi mewujudkan kebaikan dalam keluarga,tidak lepas dari faktor biaya.Materi bukanlah merupakan tujuan dalam kehidupan rumah tangga muslim,akan tetapi tanpa materi banyak hal yang tidak didapatkan.Tindaklanjutnya adalah,kelharga muslim perlu berupaya memenuhi kebutuhan materinya,buman berarti mencari kemewahan dunia,akan tetapi ketersedian materi yang cukup untuk kebutuhan-kebutuhan keluarga.Dan disebutkan dalam ( QS. Al Qoshosh [28]:77 ). 6.Berperan dalam masyarakat Keluarga muslim adalah bagian dari komunitas masyarakat,dalam hal hak bermasyarakat,bertetangga maka ia sebagai bagian dari masyarakat di mana ia berada dengan peran yang disandangnya,dalam hal ini bagian dari perannya.Dan disebutkan dalam (QS. An Nahl [16]:125). Betapapun kuatnya keluarga muslim terhadap norma-norma ilahiah,apabila lingkungan sekitar tidak mendukung,pelarutan-pelarutan nilai akan mudah terjadi, terlebih pada anak-anak. Selain itu diperlukan upaya intensif sebagai mekanisme penyelamatan internal,agar tidak larut dan hanyut dalam lingkungan masyarakat yang tidak baik. Semua peran keluarga muslim itu adalah sebagai sarana menggapai mardhotillah,oleh karenanya tanpa peran serta Allah dalam hal ini adalah mustahil,di sinilah keluarga muslim menggantungkan se.uruh usahanya kepada Allah SWT dengan do'a-do'anya dalam setiap kesempatan.

No comments:

Post a Comment